Advertisement
Potret Nyata Masalah Pendidikan di Daerah Terluar Terdepan Tertinggal (3T)
Pendidikan merupakan
investasi masa depan bangsa Indonesia. Hal tersebut bukan menjadi perdebatan
karena semua pihak menyadari bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan.
Dalam artikel ini penulis ingin berbagi
kisah mengabdi di daerah 3T. dan akan menceritakan secara nyata, jelas tanpa
ada yang penulis tutup-tutupi terkait potret pendidikan yang terjadi di daerah
3T.
Pendidikan bukan menjadi hal
utama. Kesadaran pendidikan di daerah 3T(sebagian) pada umumnya masih sangat
rendah. Hal ini terlihat dari dukungan orang tua terhadap anaknya untuk
bersekolah masih sangat kurang. Banyak faktor yang melatar belakangi hal
tersebut, dari yang penulis amati ekonomi masih menjadi faktor terkuat penyebab
dukungan orang tua terhadap anak untuk bersekolah sangat kurang. Bukan biaya
pendidikan melainkan ketidakyakinaan orang tua akan mampu menyekolahkan anaknya
ke tingkat lebih tinggi karena faktor ekonomi. Orang tua lebih beranggapan
mereka sekolah dan akhirnya sama seperti mereka.
Anak-anak sering tidak masuk
sekolah dikarenakan membantu pekerjaan orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Yaa
selama satu tahun pengalaman saya mengabdi di daerah 3T, para siswa saya sering
sekali membolos dengan alasan pergi ke kebun bersama orang tua. Yaaa walu
banyak yang menggunakan hal tersebut sebagai alsanan semata, namun banyak siswa
saya yang saya lihat memang pergi ke kebun untuk membantu kedua orang tuanya,
dan orang tua pun seakan membiarkan mereka untuk ikut membantu mereka padahal
waktu tersebut adalah jam sekolah.
Bukanya tanpa alasan mereka
tidak masuk sekolah, sekolah yang menjadi tempat mereka mencari ilmu masih
sering terabaikan oleh guru-guru. Bukan menjadi rahasia jika di daerah 3T pasti
tenaga pendidik kurang, hal tersebut saya jumpai ketika saya berada di tempat
tersebut. Namun yang perlu pembaca pahami, tidak semua tenaga pengajar di
daerah 3T mempunyai niat tulus untuk mendidik anak-anak bagsa ini, Ketidak
hadiran, ketidak disiplinaan. Mengajar hanya sebagai formalitas. Benar-benar
penulis rasakan dan menjadi pembelajaran untuk penulis sendiri kedepan.
Pengajar yang kebanyak
merupakan putra-putri daerah tersebut seolah tidak mencerminkan akan tujuan
pendidikn itu sendiri. Memang kebanyakn tenaga pengajar masih honorer, mereka
masih berjuang namundari pengamatan penulis hanya sebagian kecil yang mengajar
dengan keikhalsan hati walau mereka mendidik anak didik daerah mereka sendiri.
Namun hal negative tersebut tidak mutlak terjadi, masih banyak putra-putri
daerah yang dengan gigih memperjuangkan pendidikan di daerahnya.
Potret Pendidikan di plosok Negeri |
Kompetensi tenaga pendidik.
Bukanya penulis pesimis terhadap para tenaga pengajar putra daerah 3T. namun
benar-benar masih terlihat kurang kompetensi sebagai pendidik. Bukan hanya pada
kompetensi profesionalitas banyak hal contohnya pada kompetensi pedagogic.
Penulis rasa masih sangat kurang walau tetap masih ada pengajar handal yang
berasal dari daerah tersebut.
Akhir-akhir ini banyak
terdengar berbagai penolakan pengangkatan guru-guru dari Kemendikbud yang
diterjunkan di daerah 3T, penolakan yang dilakuakn mahasiswa, penolakn yang
dilakukan para guru honor. Hal tersebut sah-sah saja dilakukan karena memang
harapan untuk menjadi PNS para putera daerah pasti besar, namun yang dilakukan
pemerintah pusat penulis fikir sudah tepat namun perlu sedikit perbaikan untuk
memberi ruang kepada putera daerah untuk berperan serta membangun daerahnya.
Penerjunaan guru-guru dari pusat dalam hal ini Kemendikbud harus tetap
dijalankan untuk mengejar ketertinggalan kualitas tenaga pendidik yang berada
di daerah 3T, Serta pemberian ruang pengangkatan terhadap putra-putri daerah
dengan syarat mereka memang mempunyai kualitas dan kompetensi yang bagus
Pengangkatan guru honor di
daerah memalui pemerintah provinsi dan tetap menjalankan penerjunaan para guru dari
pusat untuk memicu pendidikan yang lebih maju.
Banyak perdebatan di dalamnnya penulis tidak bermaksut merendahkan bahkan menghina ini hanya sekedar pendapat dari penulis dan tidak merujuk pada satu daerah. Semoga menjadi pembelajaran untuk kita semua. Terimakasih.
Tag :
PENDIDIKAN
2 Komentar untuk "Potret Nyata Masalah Pendidikan di Daerah Terluar Terdepan Tertinggal (3T)"