Makalah Penelitian Ekserimen

Advertisement
PENELITIAN EKSPERIMEN
(Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian)
Dosen: Dr. Lismadiana, M.Pd.



Disusun oleh:
1.            Prayogi Setyo W.
12601241066
2.            Yundhi Arfianto
12601241067
3.            Claudia Megawati Suyanto
12601241068
4.            Apri Dewi Utami
12601241069
5.            Wildzan Billy Hussein
12601241070
6.            Hascit Dikalutfi A.
12601241071


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berperan penting dalam kemajuan bangsa, Untuk memajukan dunia pendidikan pada khususunya dan memajukan kehidupan bangsa pada umumnya diperlukan sebuah penelitian – penelitaian yang berfungsi menjadkan pendidikan lebih maju. Dalam dunia pendidikan telah banyak dikenal berbagai jenis penilitian, diantaranya adalah penelitian eksperimen, penelitian eksperimen ini adalah penelitian yang paling sering diggunakan dalam dunia pendidikan karena berbagai keunggulanya.
Dengan demikian penulis ingin mengetahui secara lebih detail bagaimana sebenarnya metode penelitian eksperimen tersebut. maka dari itu penulis memaparkan dalam makalah ini dengan judul “ Penelitian Eksperimen”
B.           RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi dari penelitian eksperimen?
2.    Bagaimana karakteristik penelitian eksperimen?
3.    Bagaimana langkah-langkah (proses)penelitian eksperimen?
4.    Bagaimana desain dari penelitian eksperimen?
5.    Bagaimana Kelebihan dan kelemahan penelitian eksperimen?

C.           TUJUAN
1.    Untuk mengetahui definisi dari penelitian eksperimen.
2.    Untuk mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
3.    Untuk mengetahui langkah – langkah penelitisn eksperimen.
4.    Untuk mengetahui desain dari penelitian eksperimen.
5.    Untuk mengetahui kelebihan kelemahan penelitian eksperimen.






BAB II
PEMBAHASAN
1.      Definisi Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen variabel-variabel yang ada termasuk variabel  bebas atau independent variabel dan variabel terikat, sudah ditentukan secara tegas oleh para penelitian sejak awal penelitian. 
Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis. Di bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai variabel bebas di antaranya termasuk : metode mengajar, macam-macam penguatan(reinforcements), frekuensi penguatan, sarana prasaranapendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kolompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat yang sering juga sisebut sebagai criterion variabel merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas, variabel terikat ini disebut deoendent variabel karena memang fungsi mereka yang tergantung dari variabel bebas.Yang sering dikelompokan sebagai variabel terikat di bidang pendidikan, misalnya hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya.
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya brkaitan dengan hubungan sebab akibat.Di samping itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relative lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.Hal ini karena sesuai dengam maksud para peneliti yang menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.
Jadi, dengan kata lain sesuatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?.Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi di mana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel trikat dapat didentifikasi.
Konsep metode eksperimen dimulai dengan pengertian yang sederhana misalnya tentang pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimanakah hubungan satu atau lebih variabel dalam suatu kondisi tertentu?  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang peneliti pada umunya akan mengembangkan desai penelitian, mencarai dan mengorganisasi data untuk kemudian menganalisis dan akhirnya memperoleh jawaban hipotesis di atas. Sebagai contoh misanya, untuk mendapatkan pengaruh antara dua metode mengajar pada mata kuliah metodologi penelitian sebagi fungsi besarnya jumlah siswa dalam kelas(besar dan kecil), dan tingkat inteligensi mahasiswa(tinggi, rata-rata, dan rendah), kemudian pada akhir penelitian diukur hasil pencapaian belajar dengan tes hasil belajar.
Di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium.Penelitian di laboratorium, dilaksanakan peneliti di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan untensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti.Sedangkan penelitian di luar laboratorium yang juga disebut penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misanya masyarakat.
Dalam penelitian eksperimen lapangan pada umunya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktik di bengkel, atau pertemuan sekolah lainya diambil secara alami. Sejalan dengan subjek yang diteliti adalah anak atau seorang manusia, di bidang  pendidikan dari kedua macam bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian di luar laboratorium adalah bentuk penelitian yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai beberapa keunggulan seperti:
1.)   Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di laboratorium.
2.)   Lebih mudah dalam memberi perlakuan.
3.)   Dapat dilakukan proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.)   Hasil eksperimen lebih actual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik.
Walaupun demikian, eksperimen di laboratorium juga memiliki keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
Di bidang pendidkan, ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan.Pertama, metode pengajaran yang lebih tepat di-setting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias.Kedua, penelitian dasar dengan tujuan menurunya perinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.
Sedangkan pengertian penelitian eksperimen menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
·                     Menurut Sugiyono (2011: 72)
Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
·                     Menurut Fraenkel, dkk (2012: 265)
Penelitian eksperimen adalah unik di dalam dua hal yang sangat penting. Penelitian ini merupakan satusatunya jenis penelitian yang secara langsung mencoba untuk mempengaruhi suatu variabel tertentu, dan ketika benar diterapkan. Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian yang terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan sebab akibat atau kausalitas.

·                     Menurut Hadi (1985)
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.




2.      Karakteristik Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen pada umunya, menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting, yaitu:
1.)           Variabel bebas yang dimanipulasi.
2.)           Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konsten.
3.)           Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Ketiga karakteristik tersebut secara singkat diuraikan seperti pada sebab berikut ini:
1.)   Manipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si peneliti.Manipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian.Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.Pada penelitian pendidikan dan penelitian tingkah laku, manipulasi variabel, misalnya peneliti mengambil bentuk sifat di mana peneliti melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi yang bervariasi pada subjek yang diteliti. Misalnya dalam suatu proses penelitian laboratorium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok control diberiksn suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan panas.
Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin berbeda di antara kedua grup.Perbedaan yang muncul tersebut dipertimbangkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.
2.)   Mengontrol Variabel
Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya control yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengenai apa yang dimaksud control(Gay 1982) adalah seperti berikut:
“Control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variabel other then the independent variabel that ought affect performance on a dependent variable”
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peran penting, karena tanpa melakukan control secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar(extraneous variables) yang tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat. Dengan dilakukanya pemisahan variabel luar dengan variabel yang diperlukan tersebut, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan pada variabel terikat di antara grup control dan grup treatment. Atau dengan kata lain, perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan treatment yang dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas.
Dalam penelitian ekserimen, seorang peneliti jarang hanya melakukan pengamatan pada grup control. Maka biasanya juga mengamati grup lain yang memperoleh perlakuan khusus, kemudian mereka melakukan analisis perbedaan antara keduanya-grup eksperimen dan grup control.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen  dan kelompok control sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grop eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup control diberikan treatment seperti keadaan biasanya.
3.)   Melakukan Observasi
Karakteristik ketiga dalam suatu penelitian eksperimen adalah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompom tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan di antara kedua kelompok.
Tindakan observasi dilakukan peneliti pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel.
Dalam proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan untuk lebih melakukan pengamatan pada variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadnya perubahan secara sistematis dalam variabel bebas.
3.            Proses Penelitian Eksperimen
Langkah penelitian eksperimen pada perinsipnya sama dengan jenis peneliti lainya. Yang secara eksplisit dapt dilihat seperti berikut.
1.)   Melakukan akjian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.)   Mengidentifikasi permasalahan.
3.)   Melakukan studi literatur dari beberapa sumberr yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan difinisi operasional dan variabel.
4.)   Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a.            Mengidentifikasi varibael luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b.            Menentukan cara untuk mengontrol mereka.
c.            Memilih desain riset yang tepat.
d.            Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih(assign) sejumlah subjek penelitian.
e.            Mmembagi subjek ke dalam kelompok control maupun kelompok eksperimen.
f.             Membuat instrument yang sesuai, memvalidasi instrument dan melakukan pilot study agar memperoleh instrumrn yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g.            Mengidentifikasi perosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
5.)   Melakukan eksperimen.
6.)   Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen.
7.)   Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8.)   Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan.
9.)   Membuat laporan penelitian eksperimen.
Pada kondisi yang sama,(Gay, 1982: 201) dalam penelitian eksperimen menentukan perlu adanya langkah-langkah penting seperti berikut :
a.)   Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
b.)   Pemilihan subyek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok control.
c.)   Perbuatan atau pengembangan intrumen.
d.)   Pemilihan desain penelitian.
e.)   Eksekusi prosedur.
f.)    Melakukan analisis data.
g.)   Menformulasikan kesimpulan.
Dalam penelitian eksperimen peneliti diharuskan menyusun variabel-variabel menimalsatu hipotesis yang menyatakan harapan hubungan sebab akibat di mana variabel-variabel yang terjadi.
4.    Desain Penelitian Eksperimen
Secara definisi, desain penelitian mempunyai dua macam pengertian, yaitu secara luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencaranakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perncanaan permasalahan, merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mecari simber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan mengetes hipotesis untuk mendapatkan hasil penelitian, dan sebagainya. Arti desain penelitian secara luas ini didukung oleh pendapat dari beberapa ahli(Babbie, 1983), (Gay 2983) dan (Nazir, 1988). Lebih jauh(babbie, 1983), tentang desain penelitian yang mengatakan bahwa research desin addresses the planning of scientific inquires.
      Seseorang peneliti memang perlu mempertimbangkan sejak munculnya rasa ketertarikan mereka terhadap masalah yang muncul dalam suatu objek atau subjek di sekitarnya, kemudian diteruskan pemikiran lebih jauh guna menangkap dan merangkaikan ide dan teori yang mendasari dari interes peneliti terhadap sesuatu yang diteliti. Atau dengan kata lain, pemikiran dari yang masih sifatnya abstrak ini dilanjutkan sampai pada langkah yang lebih nyata atau operasional, di antaranya yaitu menghubungkan pada konteks dan permasalahan. Variabel yang terkait dalam permasalahan, pemilihan metode, teknik sampling, administrasi data, analisis data, dan sampai akhirnya pada pembuatan laporan penelitian.
      Desain penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas tentang hubungan antar variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti maupun oran lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian selanjutnya.
      Contoh aplikasi nyata perlunya desain penelitian (Campbel dan Stanley, 1996), mengenai model desain penelitian yang jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment). Desain pertama adalah model praeksperimen, bentuk model ini masih sederhana dengan menggunakan variabel tunggal, mungkin mungkin peneliti akan berpendapat bahwa desain tidak perlu karena dengan pemahaman selintas, para peneliti dapat mengetahui tindakan apa yang hendak dilakukan dan implikasi apa yang perlu untuk mendapatkan data yang diperlukan di lapangan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a.      One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.      One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Untuk memecahkan persoalan eksperimen yang lebih rumit, seorang peneliti umumnya memerlukan adanya pembahasan tentang apa yang dimaksud dengan desain faktorial. Desain faktorial pada prinsipnya termasuk bagian dari desain penelitian, yang secara pasti diuraikan seperti berikut.
Factorial design is one in which two or more variables are manipulated simultaneously in order to study the independent effect of each variable on the dependent variables as well as the effect due to interactions among the several variables (Ary dkk, 1985).
      Desain faktorial merupakan suatu tindakan terhadap satu variabel atau lebih yang dimanipulasi secara simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel terikat atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variabel. Jika diperhatikan pada desain 1 dan 2, menunjukan bahwa karena masih menggunakan konsep variabel tunggal, seorang peneliti pada umumnya masih merasa mudah dan mengerti apa yang hendak dilakukan dan tindakan apa yang perlu diantisipasi untuk mengambil data yang diperlukan di lapangan. Konsep variabel tunggal ini banyak terjadi di penelitian laboratorium, ilmu pengetahuan alam, dan di sebagian penelitian tingkah laku (pendidikan,sosial dan ekonomi). Tetapi bila lebih lanjut kita melihat pada desain penelitian eksperimen atau eksperimen semu, maka kesulitan akan dirasakan, terutama dalam menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dalam proses selanjutnya.
      Dalam penelitian tingkah laku, konsep variabel tunggal pada umumnya kurang tepat jika diterapkan dalam penelitian sebenarnya. Hal ini terjadi, karena kebanyakan pengaruh variabel terjadi saling terkait dengan variabel yang lainnya. Untuk mengatasi pengaruh variabel yang saling terkait dan memecahkan permasalahan dalam penelitian eksperimen, desain faktorial dapat digunakan secara tepat. Dengan desain faktorial, seorang peneliti dimungkinkan untuk dapat mencermati di samping pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terkait, juga interaksi yang dapat terjadi dari beberapa variabel terikat maupun variabel bebas dalam suatu proses penelitian.
      Desain faktorial dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama, satu dari variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental dengan variabel terikat. Tipe ini pada umumnya dilakukan karena peneliti tertarik pada pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel secara terpisah, baru kemudian memperhitungkan variabel lainnya yang mungkin berpengaruh pada variabel tersebut. Tipe kedua adalah dalam suatu penelitian, semua variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental, karena si peneliti tertarik terhadap pengaruh beberapa variabel bebas dan mengharapkan dapat menilai pengaruh variabel tersebuat baik secara terpisah maupun secara bersama.

5.  Yang Merusak Eksperimen
      Hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila :
1.) Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis.
2.) Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
      Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. kedua syarat yang dimaksudakn adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen.
      Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi, apabila kondisi berbeda pada variabel terikat dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari adanya manipulasi variabel bebas. Misal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode mengajar alternatif dan metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil belajar siswa. jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua variabel metode mengajar. Hal ini dapat dicapai apabila validitas internal tetap dijaga sehingga perubahan hasil belajar pada siswa hanya disebabkan oleh adanya perubahan pada variabel bebas.
      Validitas internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor penting sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut, yaitu :
1) faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,
2) proses kematangan,
3) prosedur pretesting,
4) instrumen pengukur yang digunakan,
5) adanya kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu,
6) perbedaan pemilihan subjek,
7) perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen, dan
8) terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah, pemilihan, dan sebagainya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.
      Variabel eksternal tinggi merupakan kondisi dimana hasil penelitian yang dilakukan dapat digeneralisasi dan digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen, ketika keadaan serupa dengan kondisi penelitian eksperimen. Jika hasil penelitian tidak dapt digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan bahwa orang lain tidak dapat mengambil keuntungan dari hasil penelitian yang ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus melakukan penelitian sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Beberapa peneliti menggunakan istilah ecological validity untuk batasan validitas eksternal.
      Validitas eksternal pada umumnya dibedakan menjadi empat macam faktor, yaitu:
1) adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan X,
2) pengaruh interaksi pretesting,
3) pengaruh reaksi proses eksperimen, dan
4) adanya interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.
      Validitas eksperimen yang baik mestinya mengandung kedua validitas tersebut, secara proporsional, walaupun itu tidak dapat dicapai secara sempurna.
      Jika dari bermacam-macam desain penelitian tersebut dipadukan dalam suatu tabel, maka akan tampak masing-masing kelemahan maupun kelebihannya terhadap validitas internal maupun validitas eksternalnya. Memahami masing-masing desain penelitian terhadap sumber validitas tersebut penting, terutama ketika peneliti akan menentukan bentuk desain penelitian eksperimen yang hendak digunakan guna memecahkan permasalahan yang diinginkan.
      Faktor-faktor yang mungkin merusakkan validitas desain eksperimen, secara ringkas dapat dilihat seperti tabel berikut.

Tabel 13.1 Faktor yang Merusakkan validitas Eksperimen

Sumber Validitas
Desain Penelitian
Pra-eksperimen
Eksperimen
Eksperimen Semu
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
Validitas Internal
-        Sejarah yang melatari
-        Proses kematangan
-        Prosedur pretesting
-        Pengukur instrumen
-        Statistik regresi
-        Perbedaan seleksi
-        Mortalitas
-        Interaksi antara pemilihan dan kematangan
Validitas Eksternal
-        Interaksi pemilihan dan variabel eksperimen (X)
-        Interaksi pretesting dengan variabel eksperimen
-        Reaksi prosedur eksperimen
-        Interferensi multi treatment


-
-
-
-
?
+
+
-


-

-

?

+
?
+
+
+
-
-
-


-

+
+
+
+
+
+
+
+


?

+

?

+
+
+
+
+
+
+
+


?

+

?

+
+
+
+
+
+
+
+


?

-

?

+
+
+
+
+
+
+
+


?

+

?

+
+
+
+
+
+
+
+


?

+

?

+
+
+
+
?
+
+
-


?

-

?



+
+
+
+
+
+
+
?


?

?

?

-
+
+
?
+
+
+
+


?

-

?
-

+
+
+
+
+
+
+
+


-

-

?

Keterangan:
+    = menunjukan adanya kontrol terhadap faktor
-     = menunjukan tidak adanya kontrol terhadap faktor
      = (kosong) menunjukan bahwa faktor yang dimaksud tidak relevan
      Nomor 1-12 menunjukan desain penelitian eksperimen yang terbagi atas tiga kelompok, yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu.

6.      Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan penelitian lainnya.
1.      Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang sedang di amati.
2.      Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian eksperimen dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak membutuhkan banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen. Suatu eksperimen yang diketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan yang tidak terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen.
Sekalipun eksperimen memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan jenis penelitian lainnya, sejumlah kritik juga dialamatkan ke peneltian eksperimen. kelemahannya ketika digunakan dalam penelitian-penelitian sosial, desain eksperimen yang digunakan akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit untuk mengontrolnya.
Contoh:
Mencari pengaruh pendidikan dan latihan yang diberikan kepada pegawai terhadap prestasi kerjanya
Untuk mencari seberapa besar pengaruh diklat terhadap prestasi kerja, maka harus membandingkan prestasi kerja pegawai sebelum mendapat diklat dan setelah mendapat diklat atau membandingkan orang yang mempunyai kemampuan yang sama yang tidak mendapatkan diklat. Prestasi  seorang pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja, tetapi oleh variabel lain, misalnya IQ, pengalaman, pengawasan, pendidikan dan lain-lain, sehingga mengukur seberapa jauh pengaruh diklat terhadap kinerja guru secara teliti akan sulit dilakukan.
Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain: history, maturation, testing, instrumentation, selection, statistical regretion, experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut :
a. History
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
b.  Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
c. Testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasilhasil eksperimen.
d. Instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
e.Selection
Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
f. Statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
g.Experiment mortality
Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang diobservasi.Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu.













BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Penelitian eksprimen adalah suatu  penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyatakan adanya hubungan sebab- akibat  untuk memperoleh informasi dari permasalahan yang diteliti dengan mengetahui sebab dari permasalahan dan bagaimana akibat dari suatu permasalahan itu sendiri.
Penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang memerlukan persyaratan paling ketat, guna mencapai tujuan penelitian khususunya untuk menentukan hubungan sebab akibat atau causal-effect relationsip. Variabel yang diggunakan dalam penelitian eksperimen sudah dibangun secara tegas sejak awal penelitian, ada dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Ada dua macam penelitian jika ditinjau dari prosesnya yang pertama adalah penelitian laboratorium dan penelitian lapangan atu diluar lapangan, Penelitian diluar lapangan ini lebih banyak diggunakan karena penelitian luar lapangan mempunyai banak keunggulan diantaranya adalah
1.    variabel eksperimen lebih kuat dibanding dengan veriabel penelitian pada penelitian labolatorium.
2.    Lebih mudah dalam memberikan perlakuan.
3.    Dapat dilakukan setting eksperimen dengan mendekati keadaan sebenarnya.
4.    Hasil esperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi para pendidik.


                                                             DAFTAR PUSTAKA
Faisal, S. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.   
Sukardi.(2003).Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara
Sugiyono. 20101. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta: Bandung
Zulkifli.(2013).Penelitian Eksperimen.Diunduh pada tanggal 30 November 2014 Pukul 20.56 WIB.Melalui http://kiflyzoel.blogspot.com/2013/03/penelitian-eksperimen.html
NN.(2014).Metode Penelitian Eksperimen.Diunduh pada tanggal 30 November 2014 Pukul 20.59 WIB.Melalui http://bukuriau.com/metode-penelitian-eksperimen.html


Tag : MAKALAH
0 Komentar untuk "Makalah Penelitian Ekserimen"

Back To Top